Oleh : Alfrisa Renuat*
"Pikiran-pikiran yang gemilang yang pernah ditelurkan oleh
para intelektual dunia hanya bisa terlahir dari pembacaan yang kemudian melahirkan berbagai macam tulisan." (2021: 11)
Tidak akan pernah kita temui,
penulis handal yang tidak membaca. Begitu juga sebaliknya, pembaca yang
ulung tidak terlepas dari kegiatan menulis. Kegiatan membaca dan menulis
merupakan 2 aktivitas yang tidak bisa lepas dari kehidupan para intelektual.
Membaca adalah aktivitas mulia yang seharusnya menjadi budaya di tengah
masyarakat, yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Kegiatan
membaca dan menulis bukan hanya untuk memuaskan intelektual belaka, namun
dengan proses membaca dan menulis bisa kita jadikan sebagai jalan untuk
membangun sebuah peradaban yang gemilang.
Membaca merupakan hal pertama
yang diperintahkan kepada Rasulullah saw. Bahkan Allah swt mengatakan kepada
Rasulullah untuk tidak meminta tambahan kecuali dalam hal ilmu. Sebagaimana firman
Allah dalam Al-Quran surah Toha ayat 114 " duhai tuhanku tambahkanlah kepadaku
ilmu". Selain itu melalui hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim, no
2699 menjelaskan bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim,
dan barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga.
Kekhususan membaca dan menulis
dinilai sebagai aktivitas mulia dan banyak memberikan manfaat bagi siapa saja
yang menempuh jalan ini. Jika kita sering mendengar bahwa buku adalah jendela
dunia, dan dengan membaca kita dapat mengetahuinya. Maka setelah membaca buku
"Agar Kita Gila Membaca dan Menulis" bisa saya katakan bahwa proses
membaca dan menulis adalah jalan untuk mengenal Tuhan, Jalan untuk menjadikan
hidup lebih bermakna , dan Kunci untuk membangun sebuah peradaban.
Jika membaca dan menulis merupakan gerbang utama yang harus dilalui penuntut Ilmu sebagai kontributor peradaban, maka setiap hal-hal yang menjadikan kita sulit untuk menjalankan kedua aktifitas ini harus kita hilangkan, namun bagaimana caranya?
Dalam buku yang ditulis oleh Muhammad Nuruddin yang istimewah ini,
penulis menjelaskan bahwa agar kita bisa "gila" dalam membaca, yang
pertama yang harus kita lakukan adalah menciptakan lingkungan yang dapat mengantarkan kita untuk mulai membaca. Ada ungkapan orang bijak yang mengatakan bahwa manusia itu adalah anak lingkungan (al-Insan Ibnu al-Biah) yakni karakter, kepribadian, mentalitas, hobi dan kesukaan manusia dipengaruhi oleh lingkungan. Sehingga untuk menciptakan lingkungan ini, bisa kita mulai dengan menyediakan buku buku di kamar kita atau saat kita keluar rumah sebisa mungkin untuk membawa satu buku, agar ketika ada kesempatan waktu senggang bisa kita gunakan untuk membaca. Jadi jika anda ingin cinta pada ilmu, carilah lingkungan yang bisa menumbuhkan rasa cinta itu.
Lantas, jika kita sudah menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
membaca, bagaimana cara agar kita dapat membaca buku dengan baik?. Lagi-lagi buku ini membawa kita agar benar-benar "gila" dalam aktivitas keilmuan ini. Cara membaca dan memahami buku dengan baik dijelaskan melalui kisah-kisah ulama terdahulu. Misalnya Abbas Mahmud al-'Aqqad, pemikir besar Mesir yang mengatakan bahwa , "membaca satu buku tiga kali itu jauh lebih baik ketimbang membaca tiga buku satu kali". Hal lain juga dicontohkan oleh Ibnu Sina yang membaca buku Ma Ba'da at-Thabi'ah milik Aristoteles, sebanyak 40 kali. Sehingga pembacaan yang baik adalah pembacaan yang mendalam terhadap poin-point penting dalam sebuah buku yang dibaca secara berulang.
Setelah kita dapat membaca buku dengan baik, cara selanjutnya yang
ditawarkan penulis dalam buku ini untuk mematangkan hasil bacaan kita adalah dengan jalan menulis. Tulislah apapun yang anda pikirkan, setelah itu diskusikan dengan teman anda, serta jadikanlah aktivitas menulis sebagai kebutuhan hidup, sehingga jika sekali saja anda meninggalkan aktivitas ini, maka anda aan merasakan ada yg kurang dari diri anda.
Adapun aktivitas membaca dan menulis telah mengabadikan
sosok-sosok yang hidup ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu namun nama-nama mereka masih saja terdengar ditelinga kita, masih ada dalam pembacaan kita melalui kitab-kitab yang mereka tulis. Sebut saja Imam Nawawi, Imam Ghazali, Imam Syafi'i dan Jamaluddin al Qasimi, yang menghabiskan kehidupan mereka dengan jalan ibadah dan keilmuan.
Buku yang sangat recommended
untuk dibaca ini menyadarkan kita bahwa umur kita tidak lebih dari 100
tahun, kecuali orang yang dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa ta'ala, namun
dengan jalan menulis dan membaca kita bisa diingat sampai ratusan tahun bahkan
ribuan tahun. "Menulislah dengan begitu hasil kerja kalian akan melampaui
zaman" ungkap gurunda kami Pak Andika Saputra.
Identitas buku
Judul : Panduan Praktis Agar Kita Gila Membaca & Menulis
Penulis : Muhammad Nuruddin
Penerbit. : Keira
Tahun terbit. : Desember, 2021
Jumlah halaman : 148
----
*Mahasiswi Ilmu Komunikasi UMS, Pegiat SEED Institute
0 comments: